Hikmah dan Manfa'at Puasa
Posted on 05.51 by -aHmEd RidHo-
Pendahuluan
Puasa merupakan tempat pembinaan bagi setiap muslim untuk membina dirinya. Dimana masing-masing mengerjakan amalan yang dapat memperbaiki jiwa, meninggikan derajatnya, memotifasi untuk mendapatkan hal-hal yang terpuji dan menjauhkan diri-diri dari hal-hal yang merusak. Juga memperkuat kemauan, meluruskan kehendak, memperbaiki fisik, menyembuhkan penyakit, serta mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya. Dengannya pula, berbagai macam dosa dan kesalahan akan diampuni, berbagai kebaikan akan semakin bertambah, dan kedudukan-pun akan semakin tinggi.
Selain itu juga puasa memiliki berbagai rahasia besar yang ebagian di antaranya telah diketahui oleh banyak orang, sedang sebagaian lainnya tidak diketahui.
Dan di antara rahasia dan manfa'at puasa yang paling tampak jelas adalah sebagai berikut:
Pertama: Metode Yang Mantap untuk Melakukan Perubahan
Di antara manfa'at puasa yang agung adalah sebagai sarama menyiapkan seorang muslim dengan kekuatan yang menjadikannya mampu untuk melakukan latihan melalui puasa sehari-hari sehingga dia dapat menahan diri dari setiap yang dia suka dan cintai. Dan dia akan katakan kepada penguasa nafsu dan syahwat, "Tidak."
Dengan demikian dia telah berhasilmewujudkan kehormatan dan kedudukan yang tinggi atas syahwat dan ketamakannya. Sedangkan orang-orang yang tidak berpuasa adalah orang yang tidak mampu mengendalikan gejolak jiwa mereka, bahkan mereka selalu tunduk kepada syahwat dan keinginan mereka. Mereka adalah budak-budak yang hina, bahkan lebih buruk daripada budak-budak manusia.
Kedua: Sebagai Cara Penggemblengan Tentara.
Kehidupan militer dengan segala hal yang diharuskannya, baik berupa kekerasan, kekasaran, ketegaran, ketundukan pada perintah, serta kedisiplinan pada arahan-arahan komandan. Dan kita bisa daptkan pengejawantahannya secara praktis pada puasa.
Yang demikian karena puasa merupakan sarana penggblengan kekuatan fisik yang mengharuskan pelakunya untuk menmpuh satu manhaj (metode) tersendiri dalam kehidupannya, dimana tiang penyangganya beruapa ketegaran, larangan, dan bersabar atas pahit getirnya rasa lapar dan panasnya rasa kehausan, kelelahan fisik dalam mengendalikan diri serta menahan hawa nafsu dan mengekang keinginannya, seakan-akan seorang Muslim yang berpuasa itu seorang tentara yang siap mendengar dan mentaaati serta menjalankan perintah Rabb-nya tanpa penolakan atau pembangkangan.
Jika seorang tentara itu tunduk dan berpegang pada perintah serta menjalankannya di bawah pengawasan komandan, maka orang yang berpuasa menjalankan perintah tanpa pengawasan dari seorang pun, kecuali dari Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, yang tidak akan pernah lengah dan tidur. Maha suci Allah lagi Maha Tinggi.
Ketiga: Puasa Memperkuat Keinginan.
Puasa dapat memperkuat keinginan, mendorong kemauan, mengajarkan kesabaran, membantu menjernihkan pikiran, menghidupkan pemikiran, mengilhami pendapat yang cerdas, jika seorang berpuasa akan dapat melangkah ke fase relaks, serta melupakan berbagai rintangan yang muncul akibat waktu luang dan terkadang keterputusasaan. Dan ketika seseorang memiliki seseorang keinginan yang kuat sehingga dia mampu mengatakan kepada pelaku kemungkaran, "Ini Mungkar". Dia juga bisa menhadapi segala bentuk hal-hal negatif yang ada di masyarakat. Sehingga dengan demikian itu dia telah menjadi seorang anggota masyarakat yang dinamis, yang akan membangun dan tidak merusak, melakukan perbaikan dan tidak melakukan penghancuran.
Keempat: Membentuk Akhlak Mulia
Puasa merupakan tempat pengglembengan diri orang yang berpuasa untuk membentuk akhlak mulia, akhlak ketaqwaan, kebajikan, kebaikan, kepedulian, tolong-menolong, kasih sayang, kecintaaan, kesabaran, dan akhlak mulia lainnya yang dibangun oleh puasa pada diri orang yang menjalankannya.
Puasa dapat membentuk muraqabah (rasa selalu berada dalam pengawasan) bagi pelakunya. Bagi dirinya ada satu penjaga umum yang selalu mengawasi dirinya agar tidak ada sesuatu pun yang bersumber dari dirinya yang bertentangan dengan syari'at. Ia yang membinanya dari dalam sehingga darinya muncul amal-amal zhahir yang tunduk pada pengawasan ini.
Ibnul Qayyim mengatakan, "Puasa memiliki pengaruh yang kuat dalam menjaga anggota tubuh yang bersifat lahiriyah dan juga kekuatan batin serta melindunginya dari faktor-faktor pencemaran tersebut telah menguasai dirinya, maka ia akan rusak. Dengan demikian puasa, puasa akan menjaga kejernihan hati dan kesehatan anggota tubuh sekaligus akan mengembalikan segala sesuatu yang telah berhasil dirampas oleh nafsu syahwat. Puasa merupakan pembantu yang paling besar dalam merealisasikan ketaqwaan..." (Zaadul Ma'aad, (I/320)
Kelima: Mewujudkan Ketenangan Jiwa
Pergolakan akan berlangsung terus menerus antara jiwa yang menyuruh berbuat kejahatan dengan jiwa antara jiwa yang menyuruh berbuat kejahatan dengan jiwa yang menyuruh berbuat kebaikan. Setiap kemaksiatan yang dilakukan oleh seorang muslim adalah akibat darim penguasaan jiwa yang menyuruh berbuat kejahatan. Sedangkan setiap upaya pendekatan kepada Allah yang dilakukan oleh seorang muslim adalah senjata kuat yang dipergunakan oleh jiwa yang menyuruh berbuat kebaikan.
Oleh karena itu, puasa akan membangun kekuasaan jiwa, menguatkan serta meneguhkannya untuk melaksanakan risalahnya dan memfungsikan perannya dalam menjaga kedaimaian dan ketenangan dalam diri seseorang. Peranan penting dari kekuasaan jiwa itu adalah pengarahan melalui kecaman dan teguran yang keras setiap kali gangguan jiwa berupaya untuk mengajak kepada kejahatan, memperdayainya atau menjebaknya agar tunduk kepadanya.
Keenam: Salah Satu Wujud Dari Kesatuan Umat Islam
Puasa merupakan satu penampakan praktis dari berbagai penampakan kesatuan kaum Muslimin, kesetaraan antara si kaya dan si miskin, penguasa dan rakyat, orang tua dan anak kecil, laki-laki dan perempuan. Semuanya itu berpuasa untuk Rabb mereka, seraya memohon ampuanan-Nya dengan menahan diri dari makan pada satu waktu dan berbuka dalam satu waktu juga. Mereka sama-sama mengalami lapar dan berada dalam pelarangan yang sama pada siang hari, sebagaimana mereka mempunyai kedudukan yang sama dalam mengibarkan syi'ar-syi'ar lain yang berkenaan dengan puasa.
Dengan demikian,puasa merealisasikan di masyarakat yang berpuasa semacam kesatuan tujuan, rasa, nurani, dan tempat kembali.
Ketujuh: Memiliki Pengaruh Besar Bagi Kesehatan Secara Umum
Pada puasa itu terkandung kesehatan yang besar dengan semua maknanya, baik kesehatan badan, perasaan, maupun rohani.
Dengan demikian, puasa dapat memperbaharui kehidupan seseorang dengan diperbaharuinya sel-sel dan dibuangnya sel-sel yang sudah tua dan mati serta diistirahatkannya perut dan organ pencernaan. Puasa juga dapat memberikan perlindungan terhadap tubuh, membersihkan perut dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dan juga dari kelembaba yang ditinggalkan oleh makanan dan minuman.
Banyak para dokter menyebutkan berbagai manfa'at puasa, diantaranya adalah bahwa puasa dapat mempertahankan kelembaban isidentil sekialigus membersihkan pencernaan dari racun yang ditimbulkan oleh makanan yang tidak sehat, dan mengurangi lemak di perut yang sangat berbahaya bagi jantung, yang ia sama seperti pengasingan kuda yang akan dapat menambah kekuatannya untuk bergerak dan lari.
Selain itu, manfa'at puasa juga dapat membersihkan tubuh dari pencemaran yang buruk dan memberikan kesehatan serta kekuatan. Hal tersebut telah diakui oleh banyak dokter. Bahkan mereka telah banyak mengobati pasien mereka dengan menggunakan puasa ini. (Lihat Ma'ar Rasuul Fii Ramadhan, Athiyah Muhammad Salim.
Disadur dan di ringkas dari "ash-Shiyam Ahkaamun wa Adaabun" edisi Indonesia "Meraih Puasa Sempurna", Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thayar. Penerbit, Pustala Ibnu Katsir Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar